PENDETA-PENGACARA
Saya percaya bahwa semua Pendeta Kristen harus dilatih sebagai Advokat atau Pengacara. Mengapa? Karena Alkitab adalah buku hukum. Dalam buku hukum terdapat kasus, undang-undang, perintah, peraturan, dll. Anda dapat belajar tentang hukum perdata dan kasus di perpustakaan hukum yang disebut “reporter” atau laporan hukum. Membaca Alkitab tidak seperti membaca cerita novel. Alkitab adalah kumpulan sejarah hukum sejak Adam dan Hawa. Alkitab adalah buku hukum! Selain itu, seseorang harus memiliki pemahaman logika hukum yang baik. Tanpa logika yang baik, tidak ada gunanya jambul yang tinggi di kepala! Jangan membaca Alkitab jika Tuhan belum memberi kita hikmat untuk memahami Alkitab. Mengapa? Karena setan suka mengacak-acak pikiran orang yang logikanya payah. Misalnya, Yesus berkata dalam Matius 22:37, "Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu." Dan lagi Yesus berkata, "Jika kamu mengasihi Aku, patuhi perintah-Ku." Yohanes 14:15. Tetapi kebanyakan pengkhotbah Kristen yang saya kenal mengajar anggotanya untuk MENGABAIKAN perintah-perintah dan hukum Tuhan. Dari mana pengkhotbah Kristen ini mendapatkan ide bodoh seperti gituan? Ini semua adalah omong kosong yang mereka ajarkan kepada orang-orang untuk dipercayai. Bukankah para pengkhotbah Kristen yang bergelar Master atau Doktor ini tahu bahwa hanya Yesus yang memegang kunci surga, dan tidak ada yang lain? Bukankah itu berarti bahwa kita harus taat kepada Tuhan kita? Beberapa pengkhotbah suka mengacaukan pikiran orang dengan argumen "kontekstual" mereka; itulah yang sebagian besar dari mereka pelajari atau dilatih di sekolah untuk digunakan apabila mereka berdebat dengan calon atau anggota baru. Apakah Anda suka apabila anak-anak Anda berbuat perbuatan seperti itu kepada Anda? Berdebat dengan Anda menggunakan contextual argument?
Rasul Paulus, sebaliknya, bukanlah seorang pengacara berlisensi sejauh yang saya tahu. Tapi dia mungkin berpendidikan hukum, saya tidak tahu pasti. Dia berbicara seperti seorang pengacara, dia menulis seperti seorang pengacara berpengalaman, dan dia berdebat seperti seorang anggota bar hukum. Pengkhotbah Kristen kita, di sisi lain, bukanlah pengacara. Mereka tidak pernah menghadiri sekolah hukum dalam pendidikan mereka. Sebagian besar tidak pernah membela siapa pun di hadapan Dewan Gereja mereka, tetapi mereka suka membaca dan menafsirkan Alkitab, termasuk tulisan Rasul Paulus. Misalnya, kita membaca dalam Lukas 10:25-37 cerita ini - “Dan lihatlah, seorang ahli hukum berdiri dan menguji Dia, berkata, "Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?" Dia berkata kepadanya, "Apa yang tertulis dalam hukum? Apa yang kamu baca [tentang itu]?" Jadi dia menjawab dan berkata, "'Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu,' dan 'sesamamu seperti dirimu sendiri.'" Dan Dia berkata kepada dia, "Jawabanmu benar; lakukan ini dan kamu akan hidup." Tetapi dia, ingin membenarkan dirinya sendiri, berkata kepada Yesus, "Dan siapakah sesamaku?" Kemudian Yesus menjawab dan berkata: "Seorang [pria] tertentu turun dari Yerusalem ke Yerikho, dan jatuh di antara pencuri, yang menanggalkan pakaiannya, melukai [dia], dan pergi, meninggalkan [dia] setengah mati. "Sekarang secara kebetulan seorang pendeta tertentu melewati jalan itu. Dan ketika dia melihatnya, dia lewat di sisi lain. "Demikian juga seorang Lewi, ketika dia tiba di tempat itu, datang dan melihat, dan lewat di sisi lain. "Tetapi seorang Samaria tertentu, ketika dia melakukan perjalanan, datang ke tempat dia berada. Dan ketika dia melihatnya, dia memiliki belas kasihan. “Maka ia mendatangi [dia] dan membalut luka nya, menuangkan minyak dan anggur; dan dia meletakkannya di atas hewannya sendiri, membawanya ke sebuah penginapan, dan merawatnya. dia mengeluarkan dua dinar, memberikannya kepada pemilik penginapan, dan berkata kepadanya, 'Jaga dia; dan berapapun yang Anda belanjakan, ketika saya datang lagi, saya akan membalas Anda.' "Jadi menurutmu siapa di antara ketiga orang ini yang merupakan tetangga dari dia yang jatuh di antara para pencuri itu?" Dan dia berkata, "Dia yang menunjukkan belas kasihan padanya." Lalu Yesus berkata kepadanya, "Pergi dan lakukan hal yang sama." (Lukas 10:25-37) Yesus dengan jelas menyatakan dalam cerita bahwa kita harus bekerja, "Pergi dan lakukan hal yang sama", bekerja, dan melakukan lebih banyak pekerjaan lagi jika kita ingin mewarisi hidup yang kekal! Mengapa? Sebab Tuhan ingin kita bekerja. Tidak mungkin kita mencintai Tuhan dan mencintai sesama kita tanpa BEKERJA! Tetapi apa yang Paulus katakan? Paulus berkata, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman, dan itu bukan karena usahamu sendiri; [itu adalah] karunia Allah, bukan hasil kerja, agar tidak ada orang yang memegahkan diri.” Efesus 2:8-9. Hampir semua pengkhotbah Kristen percaya dan mengikuti pernyataan kontradiktif Paulus, termasuk gereja saya. Pengacara bertanya, "Guru, apa yang harus saya lakukan untuk mewarisi hidup yang kekal?" Yesus menjawab, "`Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu,' dan `sesamamu seperti dirimu sendiri.'" Itu saja, tidak ada kata "rahmat" yang disebutkan! Apakah Anda ingin tahu mengapa? Karena kasih karunia atau keselamatan adalah upah yang Tuhan berikan kepada kita setelah kita bekerja melakukan kehendakNya, dan menurut Yesus. "Bukan setiap orang yang berkata kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan,' yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:21-23). Kenapa orang yang bisa bernubuat, mengusir setan, dan melakukan mujizat disebut pembuat kejahatan? Sebab mereka tidak melakukan kehendak Tuhan. Mereka tidak tahu apa kehendak Tuhan itu sebab mereka sudah buang semua kehendak Tuhan ke lubang kakus. Mereka cuma mengikuti kehendak Paulus, aka Saul. Itulah sebenarnya yang mereka mula-mula harus buang ke lubang kakus! Mengapa? Ajaran Paulus bertentangan dengan ajaran Yesus.
Yesus berkata, "Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku." Yohanes 10:27. Domba siapakah kita ini, domba Yesus atau domba Paulus? Apakah kita mengikuti Gembala Yesus, atau apakah kita mengikuti Paulus? Akhirnya, ada ahli Alkitab yang bodoh yang mengatakan bahwa kita bisa minta tolong Roh Kudus untuk menjelaskan Alkitab kepada kita. Roh Kudus dari mana? Kita sudah buang semua perkataan dari Yesus ke lubang kakus. Roh Suci darimana, dari Paul? Jangan biarkan Setan membuat kita begitu bodoh kecuali jika kita diciptakan oleh Iblis. Kita bisa bodoh seperti itu apabila bapak kita si Iblis!
Rasul Paulus, sebaliknya, bukanlah seorang pengacara berlisensi sejauh yang saya tahu. Tapi dia mungkin berpendidikan hukum, saya tidak tahu pasti. Dia berbicara seperti seorang pengacara, dia menulis seperti seorang pengacara berpengalaman, dan dia berdebat seperti seorang anggota bar hukum. Pengkhotbah Kristen kita, di sisi lain, bukanlah pengacara. Mereka tidak pernah menghadiri sekolah hukum dalam pendidikan mereka. Sebagian besar tidak pernah membela siapa pun di hadapan Dewan Gereja mereka, tetapi mereka suka membaca dan menafsirkan Alkitab, termasuk tulisan Rasul Paulus. Misalnya, kita membaca dalam Lukas 10:25-37 cerita ini - “Dan lihatlah, seorang ahli hukum berdiri dan menguji Dia, berkata, "Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?" Dia berkata kepadanya, "Apa yang tertulis dalam hukum? Apa yang kamu baca [tentang itu]?" Jadi dia menjawab dan berkata, "'Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu,' dan 'sesamamu seperti dirimu sendiri.'" Dan Dia berkata kepada dia, "Jawabanmu benar; lakukan ini dan kamu akan hidup." Tetapi dia, ingin membenarkan dirinya sendiri, berkata kepada Yesus, "Dan siapakah sesamaku?" Kemudian Yesus menjawab dan berkata: "Seorang [pria] tertentu turun dari Yerusalem ke Yerikho, dan jatuh di antara pencuri, yang menanggalkan pakaiannya, melukai [dia], dan pergi, meninggalkan [dia] setengah mati. "Sekarang secara kebetulan seorang pendeta tertentu melewati jalan itu. Dan ketika dia melihatnya, dia lewat di sisi lain. "Demikian juga seorang Lewi, ketika dia tiba di tempat itu, datang dan melihat, dan lewat di sisi lain. "Tetapi seorang Samaria tertentu, ketika dia melakukan perjalanan, datang ke tempat dia berada. Dan ketika dia melihatnya, dia memiliki belas kasihan. “Maka ia mendatangi [dia] dan membalut luka nya, menuangkan minyak dan anggur; dan dia meletakkannya di atas hewannya sendiri, membawanya ke sebuah penginapan, dan merawatnya. dia mengeluarkan dua dinar, memberikannya kepada pemilik penginapan, dan berkata kepadanya, 'Jaga dia; dan berapapun yang Anda belanjakan, ketika saya datang lagi, saya akan membalas Anda.' "Jadi menurutmu siapa di antara ketiga orang ini yang merupakan tetangga dari dia yang jatuh di antara para pencuri itu?" Dan dia berkata, "Dia yang menunjukkan belas kasihan padanya." Lalu Yesus berkata kepadanya, "Pergi dan lakukan hal yang sama." (Lukas 10:25-37) Yesus dengan jelas menyatakan dalam cerita bahwa kita harus bekerja, "Pergi dan lakukan hal yang sama", bekerja, dan melakukan lebih banyak pekerjaan lagi jika kita ingin mewarisi hidup yang kekal! Mengapa? Sebab Tuhan ingin kita bekerja. Tidak mungkin kita mencintai Tuhan dan mencintai sesama kita tanpa BEKERJA! Tetapi apa yang Paulus katakan? Paulus berkata, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman, dan itu bukan karena usahamu sendiri; [itu adalah] karunia Allah, bukan hasil kerja, agar tidak ada orang yang memegahkan diri.” Efesus 2:8-9. Hampir semua pengkhotbah Kristen percaya dan mengikuti pernyataan kontradiktif Paulus, termasuk gereja saya. Pengacara bertanya, "Guru, apa yang harus saya lakukan untuk mewarisi hidup yang kekal?" Yesus menjawab, "`Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu,' dan `sesamamu seperti dirimu sendiri.'" Itu saja, tidak ada kata "rahmat" yang disebutkan! Apakah Anda ingin tahu mengapa? Karena kasih karunia atau keselamatan adalah upah yang Tuhan berikan kepada kita setelah kita bekerja melakukan kehendakNya, dan menurut Yesus. "Bukan setiap orang yang berkata kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan,' yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:21-23). Kenapa orang yang bisa bernubuat, mengusir setan, dan melakukan mujizat disebut pembuat kejahatan? Sebab mereka tidak melakukan kehendak Tuhan. Mereka tidak tahu apa kehendak Tuhan itu sebab mereka sudah buang semua kehendak Tuhan ke lubang kakus. Mereka cuma mengikuti kehendak Paulus, aka Saul. Itulah sebenarnya yang mereka mula-mula harus buang ke lubang kakus! Mengapa? Ajaran Paulus bertentangan dengan ajaran Yesus.
Yesus berkata, "Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku." Yohanes 10:27. Domba siapakah kita ini, domba Yesus atau domba Paulus? Apakah kita mengikuti Gembala Yesus, atau apakah kita mengikuti Paulus? Akhirnya, ada ahli Alkitab yang bodoh yang mengatakan bahwa kita bisa minta tolong Roh Kudus untuk menjelaskan Alkitab kepada kita. Roh Kudus dari mana? Kita sudah buang semua perkataan dari Yesus ke lubang kakus. Roh Suci darimana, dari Paul? Jangan biarkan Setan membuat kita begitu bodoh kecuali jika kita diciptakan oleh Iblis. Kita bisa bodoh seperti itu apabila bapak kita si Iblis!
Comments