BERAPA KALI KITA HARUS MENGAMPUNI?
Menurut Yesus berapa kali kita harus mengampuni orang lain yang telah menyakiti hati kita?
Petrus datang kepada-Nya dan berkata, "Tuhan, berapa kali saudaraku berdosa terhadap aku, dan aku mengampuni dia? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya, "Aku tidak mengatakan kepadamu, sampai tujuh kali, tetapi sampai tujuh puluh kali tujuh kali." Matius 18:21-22
Memaafkan orang lain bukanlah hal yang mudah. Banyak orang merasa sulit untuk memaafkan orang lain yang bersalah kepada mereka, betapapun kecilnya. Tetapi Yesus ingin kita mengampuni orang lain yang meminta pengampunan sehingga mengampuni orang menjadi kebiasaan kita. Bahkan didalam Doa Bapak Kami Jesus mengajar kita ini - "dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami." Matius 6:12. Tidak ada batasan berapa kali kita bisa memaafkan orang lain yang meminta. Ini adalah Aturan-Nya. Ini adalah Hukum-Nya Yesus - ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Matius 6:12.
Petrus datang kepada-Nya dan berkata, "Tuhan, berapa kali saudaraku berdosa terhadap aku, dan aku mengampuni dia? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya, "Aku tidak mengatakan kepadamu, sampai tujuh kali, tetapi sampai tujuh puluh kali tujuh kali." Matius 18:21-22
Memaafkan orang lain bukanlah hal yang mudah. Banyak orang merasa sulit untuk memaafkan orang lain yang bersalah kepada mereka, betapapun kecilnya. Tetapi Yesus ingin kita mengampuni orang lain yang meminta pengampunan sehingga mengampuni orang menjadi kebiasaan kita. Bahkan didalam Doa Bapak Kami Jesus mengajar kita ini - "dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami." Matius 6:12. Tidak ada batasan berapa kali kita bisa memaafkan orang lain yang meminta. Ini adalah Aturan-Nya. Ini adalah Hukum-Nya Yesus - ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Matius 6:12.
Jika kita telah berdosa terhadap Tuhan, berapa kali kita dapat meminta Tuhan untuk mengampuni kita? Sekali lagi, tidak ada batasnya. Setiap kali kita meminta pengampunan-Nya, Dia akan mengampuni kita. Dan kita juga akan mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Itulah sifat-Nya. Itu adalah hukum-Nya. Begitulah seharusnya sifat kita juga - saling mengampuni.
Efesus 4:32 mengatakan, "Dan bersikap baik satu sama lain, berhati lembut, saling mengampuni, sama seperti Allah di dalam Kristus mengampuni kamu."
Apakah Tuhan akan mengampuni dosa-dosa kita jika kita meminta? Ya, Dia akan melakukannya. Dalam Doa Bapa Kami, kita diajarkan untuk meminta pengampunan atas dosa-dosa kita. Banyak orang Kristen pura-pura bodoh seolah-olah mereka kebal terhadap dosa. Di gereja, saya jarang mendengar pendeta meminta pengampunan atas dosa-dosa kita. Tetapi saya percaya bahwa Dia ingin kita memintanya. Dan tidak ada salahnya atau merendahkan diri kita jika pendeta meminta pengampunan atas dosa-dosa kita semua ketika dia berdoa dari mimbar, berdoa minta pengampunan atas nama gereja.
Atau apakah pendeta pikir bahwa gerejanya tidak berdosa?
Dan jika kita meminta, saya yakin Dia akan mengampuni kita.
“Nah, inilah keyakinan yang kita miliki di dalam Dia, bahwa jika kita meminta sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya, Dia mendengar kita.” 1 Yohanes 5:14.
Hukum mengatakan bahwa Dia akan mengampuni kita dari dosa-dosa kita jika kita memintanya. Lalu mengapa Paulus bergumul dengan dosa yang solusi sebenarnya mudah saja - minta pengampunan dari Tuhan. Dan Tuhan akan mengampuninya. Apakah dia berusaha menyembunyikan sesuatu dari kita dengan menyalahkan Hukum? Ya, saya curiga yang dia mencoba untuk menyembunyikan sesuatu dari kita! Ada peribahasa dalam bahasa Indonesia yang berbunyi “ada udang dibalik batu”. Apa artinya ada "udang di balik batu". Untuk menemukan udang dibalik batu, Anda harus membalik batunya.
Sebagai manusia, kita sering menyinggung Tuhan dan saudara-saudara kita dengan melakukan atau mengatakan hal-hal yang tidak boleh kita lakukan atau katakan. Haruskah kita mengubah atau mengajar orang lain untuk mengubah peraturan Hukum Tuhan karena kita tidak dapat mengubah kebiasaan buruk kita? Tidak, kita seharusnya tidak boleh bikin hal seperti itu! Kita harus mengubah kebiasaan buruk kita sebagai gantinya. Jika kita berdosa terhadap Tuhan, mintalah kepada Dia untuk mengampuni kita dan Dia akan mengampuni kita - tanpa batas. Jika kita berdosa terhadap manusia lain, apa yang harus kita lakukan?
Yesus berkata dalam Matius 5:23-24, “Oleh karena itu, jika engkau membawa persembahanmu ke mezbah, dan di sana engkau ingat bahwa saudaramu mempunyai sesuatu terhadapmu, “tinggalkan persembahanmu di sana di depan mezbah dan pergilah. Pertama, berdamailah dengan saudaramu, lalu datang dan persembahkan persembahanmu.” Yesus memberi kita formula sederhana tentang apa yang harus dilakukan apabila kita telah menyinggung Tuhan dan manusia lain supaya kita tidak disalahkan melanggar atau mengubah hukum-hukum-Nya.
Apa yang Paulus katakan tentang Hukum? Inilah yang dia katakan, “Karena oleh kasih karunia kamu telah diselamatkan melalui iman, dan itu bukan dari dirimu sendiri; [itu adalah] karunia Allah, bukan hasil kerja, agar tidak ada orang yang memegahkan diri.” Efesus 3:8-9. Di manakah iman Paulus? Apakah dia tidak percaya atau beriman pada apa yang Yesus katakan dalam Matius 18:21-22? Apakah dia tidak percaya apa yang Yesus katakan dalam Matius 5:13-16? Menurut Paulus, kita telah diselamatkan melalui iman. Tetapi iman tanpa perbuatan adalah mati. Yakobus 2:26 mengatakan, “Karena seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian juga iman tanpa perbuatan adalah mati.” Untuk membuktikan iman kita, kita harus melakukan sesuatu. Dan "melakukan sesuatu" itu adalah pekerjaan kita. Jadi apa pekerjaan kita? Pergi berdamai dengan saudara kita yang kita sudah sakiti hatinya, dan jangan pura-pura pikun.
Dalam Lukas 10:25-28 dan Matius 22:37-40 Yesus berkata bahwa untuk mendapatkan hidup yang kekal kita harus mengikuti Hukum - Taurat.
Dan lihatlah, seorang pengacara tertentu berdiri dan menguji Dia, berkata, "Guru, apa yang harus saya lakukan untuk mewarisi hidup yang kekal?" Dia berkata kepadanya, "Apa yang tertulis dalam hukum? Apa yang kamu baca [tentang itu]?" Jadi dia menjawab dan berkata, "'Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu,' dan kasihilah 'sesamamu seperti dirimu sendiri.'" Dan Yesus berkata kepada dia, "Jawabanmu benar; lakukan ini dan kamu akan hidup." Lukas 10:25-28. Bukankah kata "kasihilah" berarti BEKERJA. Itu berarti BEKERJA dan bukannya RAHMAT. LAKUKAN INI DAN ANDA AKAN HIDUP. Kita harus bekerja terlebih dahulu dan kemudian baru kita akan mendapatkan hidup yang kekal atau anugerah Tuhan.
Apakah dia tidak percaya apa yang dikatakan Yesus kepada ahli hukum tentang bagaimana dia bisa mendapatkan hidup yang kekal? Apa bukti iman Paulus ketika dia tidak percaya apa yang dikatakan Yesus kepada ahli hukum itu tentang pekerjaan yang harus dia lakukan untuk memperoleh keselamatan? Dalam Matius 5:13-16 Yesus berkata, "Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas bukit tidak mungkin tersembunyi. "Mereka juga tidak menyalakan pelita dan meletakkannya di bawah bakul, tetapi di atas kaki pelita, dan itu memberi terang kepada semua [yang] di dalam rumah. "Biarlah terangmu bersinar di hadapan manusia, sehingga mereka dapat melihat perbuatan baikmu dan memuliakan Bapamu di surga."
Yesus menginginkan kita untuk menunjukkan perbuatan baik kita sehingga kita dapat memuliakan Bapa kita di surga. Menunjukkan perbuatan baik kita bukanlah membual. Menunjukkan perbuatan baik kita bukannya menyombongkan diri. Menunjukkan perbuatan baik kita adalah mematuhi perintah-Nya! Menunjukkan perbuatan baik kita adalah menaati perintah-Nya. Untuk studi lebih lanjut silahkan baca The Triad of Salvation
Akhirnya, saya akan membiarkan pembaca saya menentukan sendiri apa itu "udang di balik batu".
Efesus 4:32 mengatakan, "Dan bersikap baik satu sama lain, berhati lembut, saling mengampuni, sama seperti Allah di dalam Kristus mengampuni kamu."
Apakah Tuhan akan mengampuni dosa-dosa kita jika kita meminta? Ya, Dia akan melakukannya. Dalam Doa Bapa Kami, kita diajarkan untuk meminta pengampunan atas dosa-dosa kita. Banyak orang Kristen pura-pura bodoh seolah-olah mereka kebal terhadap dosa. Di gereja, saya jarang mendengar pendeta meminta pengampunan atas dosa-dosa kita. Tetapi saya percaya bahwa Dia ingin kita memintanya. Dan tidak ada salahnya atau merendahkan diri kita jika pendeta meminta pengampunan atas dosa-dosa kita semua ketika dia berdoa dari mimbar, berdoa minta pengampunan atas nama gereja.
Atau apakah pendeta pikir bahwa gerejanya tidak berdosa?
Dan jika kita meminta, saya yakin Dia akan mengampuni kita.
“Nah, inilah keyakinan yang kita miliki di dalam Dia, bahwa jika kita meminta sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya, Dia mendengar kita.” 1 Yohanes 5:14.
Hukum mengatakan bahwa Dia akan mengampuni kita dari dosa-dosa kita jika kita memintanya. Lalu mengapa Paulus bergumul dengan dosa yang solusi sebenarnya mudah saja - minta pengampunan dari Tuhan. Dan Tuhan akan mengampuninya. Apakah dia berusaha menyembunyikan sesuatu dari kita dengan menyalahkan Hukum? Ya, saya curiga yang dia mencoba untuk menyembunyikan sesuatu dari kita! Ada peribahasa dalam bahasa Indonesia yang berbunyi “ada udang dibalik batu”. Apa artinya ada "udang di balik batu". Untuk menemukan udang dibalik batu, Anda harus membalik batunya.
Sebagai manusia, kita sering menyinggung Tuhan dan saudara-saudara kita dengan melakukan atau mengatakan hal-hal yang tidak boleh kita lakukan atau katakan. Haruskah kita mengubah atau mengajar orang lain untuk mengubah peraturan Hukum Tuhan karena kita tidak dapat mengubah kebiasaan buruk kita? Tidak, kita seharusnya tidak boleh bikin hal seperti itu! Kita harus mengubah kebiasaan buruk kita sebagai gantinya. Jika kita berdosa terhadap Tuhan, mintalah kepada Dia untuk mengampuni kita dan Dia akan mengampuni kita - tanpa batas. Jika kita berdosa terhadap manusia lain, apa yang harus kita lakukan?
Yesus berkata dalam Matius 5:23-24, “Oleh karena itu, jika engkau membawa persembahanmu ke mezbah, dan di sana engkau ingat bahwa saudaramu mempunyai sesuatu terhadapmu, “tinggalkan persembahanmu di sana di depan mezbah dan pergilah. Pertama, berdamailah dengan saudaramu, lalu datang dan persembahkan persembahanmu.” Yesus memberi kita formula sederhana tentang apa yang harus dilakukan apabila kita telah menyinggung Tuhan dan manusia lain supaya kita tidak disalahkan melanggar atau mengubah hukum-hukum-Nya.
Apa yang Paulus katakan tentang Hukum? Inilah yang dia katakan, “Karena oleh kasih karunia kamu telah diselamatkan melalui iman, dan itu bukan dari dirimu sendiri; [itu adalah] karunia Allah, bukan hasil kerja, agar tidak ada orang yang memegahkan diri.” Efesus 3:8-9. Di manakah iman Paulus? Apakah dia tidak percaya atau beriman pada apa yang Yesus katakan dalam Matius 18:21-22? Apakah dia tidak percaya apa yang Yesus katakan dalam Matius 5:13-16? Menurut Paulus, kita telah diselamatkan melalui iman. Tetapi iman tanpa perbuatan adalah mati. Yakobus 2:26 mengatakan, “Karena seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian juga iman tanpa perbuatan adalah mati.” Untuk membuktikan iman kita, kita harus melakukan sesuatu. Dan "melakukan sesuatu" itu adalah pekerjaan kita. Jadi apa pekerjaan kita? Pergi berdamai dengan saudara kita yang kita sudah sakiti hatinya, dan jangan pura-pura pikun.
Dalam Lukas 10:25-28 dan Matius 22:37-40 Yesus berkata bahwa untuk mendapatkan hidup yang kekal kita harus mengikuti Hukum - Taurat.
Dan lihatlah, seorang pengacara tertentu berdiri dan menguji Dia, berkata, "Guru, apa yang harus saya lakukan untuk mewarisi hidup yang kekal?" Dia berkata kepadanya, "Apa yang tertulis dalam hukum? Apa yang kamu baca [tentang itu]?" Jadi dia menjawab dan berkata, "'Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu,' dan kasihilah 'sesamamu seperti dirimu sendiri.'" Dan Yesus berkata kepada dia, "Jawabanmu benar; lakukan ini dan kamu akan hidup." Lukas 10:25-28. Bukankah kata "kasihilah" berarti BEKERJA. Itu berarti BEKERJA dan bukannya RAHMAT. LAKUKAN INI DAN ANDA AKAN HIDUP. Kita harus bekerja terlebih dahulu dan kemudian baru kita akan mendapatkan hidup yang kekal atau anugerah Tuhan.
Apakah dia tidak percaya apa yang dikatakan Yesus kepada ahli hukum tentang bagaimana dia bisa mendapatkan hidup yang kekal? Apa bukti iman Paulus ketika dia tidak percaya apa yang dikatakan Yesus kepada ahli hukum itu tentang pekerjaan yang harus dia lakukan untuk memperoleh keselamatan? Dalam Matius 5:13-16 Yesus berkata, "Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas bukit tidak mungkin tersembunyi. "Mereka juga tidak menyalakan pelita dan meletakkannya di bawah bakul, tetapi di atas kaki pelita, dan itu memberi terang kepada semua [yang] di dalam rumah. "Biarlah terangmu bersinar di hadapan manusia, sehingga mereka dapat melihat perbuatan baikmu dan memuliakan Bapamu di surga."
Yesus menginginkan kita untuk menunjukkan perbuatan baik kita sehingga kita dapat memuliakan Bapa kita di surga. Menunjukkan perbuatan baik kita bukanlah membual. Menunjukkan perbuatan baik kita bukannya menyombongkan diri. Menunjukkan perbuatan baik kita adalah mematuhi perintah-Nya! Menunjukkan perbuatan baik kita adalah menaati perintah-Nya. Untuk studi lebih lanjut silahkan baca The Triad of Salvation
Akhirnya, saya akan membiarkan pembaca saya menentukan sendiri apa itu "udang di balik batu".
Comments