SETUJU ATAU TIDAK SETUJU
Rasul Petrus menulis dalam 2 Petrus 3:9, “Tuhan tidak kendur mengenai janji[Nya], seperti yang dianggap kelambatan oleh beberapa orang, tetapi sabar terhadap kita, tidak ingin ada yang binasa tetapi semua orang harus bertobat.”
Yesus berkata, "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku. Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka, dan mereka tidak akan binasa sampai selama-lamanya; tidak seorang pun akan merebut mereka dari tangan-Ku. ” Yohannes 10:27-28.
Pertobatan dan kehidupan kekal adalah janji terbaik yang ditawarkan Yesus kepada kita!
Namun, prasyarat untuk kehidupan kekal adalah pertobatan. Tanpa pertobatan, tidak ada kehidupan kekal, kecuali dalam keadaan yang luar biasa, seperti pencuri yang di kayu salib. Apa yang ditawarkan dunia kepada kita? Berikut adalah contoh dari apa yang dunia tawarkan kepada kita.
Yesus Menghapus Hukum Lama
—Hukum menimbulkan masalah; Yesus memberikan solusinya
Kita melanjutkan pelajaran kita tentang tiga hal yang Yesus ambil...
1 Hukum Menimbulkan Masalah
Hukum Allah selalu sempurna, adil, dan penuh belas kasihan. Ini berlaku untuk hukum yang Dia berikan kepada Adam dan Hawa, dan berlaku untuk setiap hukum dan perintah yang pernah Dia berikan kepada siapa pun—termasuk Hukum Musa. Ingat, Paulus menyatakan bahwa hukum itu "kudus, benar, dan baik" (Roma 7:12).
Namun, ketika Tuhan menyuruh Adam dan Hawa untuk tidak makan dari pohon tertentu, iblis menganggapnya sebagai kesempatan untuk berbuat dosa. Di mana tidak ada hukum, tidak ada pelanggaran (Roma 5:13). Tetapi "hukum itu mendatangkan murka" (Roma 4:15). dan "melalui hukum Taurat timbul pengetahuan akan dosa" (Roma 3:20). Itu masalah hukum.
Tidak ada masalah dengan hukum. Yesus memberi kita solusi untuk dosa dalam Lukas 11:4, “Dan ampunilah dosa kami, karena kami juga mengampuni setiap orang yang berhutang kepada kami. Dan jangan bawa kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskan kami dari si jahat."
Jika kita berdosa, kita meminta Tuhan untuk mengampuni dosa kita, dan kita bertobat. Hukum, sebenarnya, memberi kita solusi untuk dosa. Apakah kita terlalu sombong untuk meminta pengampunan dari Tuhan atas dosa-dosa kita? Solusi untuk hidung yang jelek bukanlah dengan membuang cermin tetapi dengan melakukan operasi plastik. Solusi untuk dosa bukanlah dengan membuang hukum. Solusi untuk dosa adalah bertobat! Pertobatan adalah satu-satunya solusi untuk dosa! Tuhan ingin kita bertobat, dan bukannya membuang hukum-hukum-Nya.
2 Grace atau rahmat Menemukan Solusi
Ketika orang melanggar hukum Tuhan, mereka jatuh ke dalam situasi seperti budak dalam perumpamaan yang kita sebutkan di Bagian 1 (Matius 18:23-27). Di bawah hukum dia dikutuk. Namun rajanya menghapus hutang itu karena kasih sayang, belas kasihan, dan kasih karunia. Ini berarti bahwa raja sendiri yang membayar hutang kepadanya, karena itulah satu-satunya cara yang memuaskan untuk melunasi hutang tersebut. Yesus Kristus telah melakukan itu bagi kita, "telah mengampuni kita semua pelanggaran kita, telah membatalkan sertifikat utang... ia telah menyingkirkannya, telah memakukannya pada kayu salib" (Kolose 2:14).
Tidak seorang pun dihukum atau dikutuk di bawah hukum kecuali jika kita menolak untuk bertobat. Ketika kita menolak untuk bertobat, kita hidup dalam dosa. Jika kita hidup dalam dosa, kita dihukum. Dosa tidak sesuai atau kompatibel dengan Surga.
Untuk baca lebih lanjut jawaban saya, silakan baca GRACE IS A FRAUD.
Di sini kita telah diberi wawasan yang luar biasa tentang pertempuran antara yang baik dan yang jahat. Allah membuat hukum yang baik. Hukum membuat kesempatan untuk berbuat dosa. Dosa membuat kesempatan untuk kasih karunia.
Kasih karunia, kasih karunia apaan?
Kasih karunia untuk tetap berbuat dosa, begitu? Rahmat adalah penipuan! Jika kita berbuat dosa, kita harus bertobat, dan bukannya meniadakan hukum atau mencari rahmat! Jika kita berbuat dosa, kita harus bertobat dan tidak meminta "rahmat" kepada siapa pun juga. Anugerah atau rahmat menganjurkan kita untuk terus hidup dalam dosa sampai mati.
Jika kita tidak bertobat, kita pasti akan dihukum. Ingat, kasih karunia tidak menggantikan pertobatan kecuali kita adalah pencuri di kayu salib. Penjahat di kayu salib tidak memiliki kesempatan apapun untuk bertobat. Tapi kita masih bisa untuk bertobat. Gantinya bertobat kita pura-pura meminta kasih karunia? Apakah itu yang Yesus ajarkan untuk kita lakukan, meminta kasih karunia dan bukannya bertobat? Apakah kita terlalu sombong untuk meminta pengampunan dari Tuhan atas dosa-dosa kita? Itulah solusi yang Yesus berikan kepada kita untuk dosa - mintalah pengampunan dan bertobat. Dan Tuhan akan maafkan kesalahan kita, bagaimanapun besarnya. Hukum tidak membuat kesempatan untuk berbuat dosa.
"Dalam hukum pelanggaran mungkin meningkat, tetapi di mana dosa meningkat, kasih karunia semakin berlimpah, sehingga sebagai dosa memerintah dalam maut, demikian pula kasih karunia memerintah melalui kebenaran untuk hidup yang kekal melalui Yesus Kristus Tuhan kita" (Roma 5:20 -21). Jadi bahkan di mana dosa terjadi, Tuhan masih bisa menang." Hukum membuat kesempatan untuk berbuat dosa, begitu Anda bilang?
Tidak saudara, Anda salah paham! Hukum tidak menambah apapun. Hukum tidak mengurangi apa pun. Hukum tidak memberi kita kesempatan untuk berbuat dosa. Ada atau tidak ada hukum, manusia tetap berbuat dosa.
Hukum menunjukkan kepada kita bagaimana sebenarnya kita kelihatan di depan cermin. Hukum adalah cermin! Saya pikir itu bodoh sekali jika kita membuang cermin. Itukah yang Anda sarankan kepada pembaca di Internet untuk membuang cermin? Begitu?
Hukum kebut-kebutan datang agar kita tidak mengemudi dengan kecepatan berlebihan dan berisiko membunuh anak-anak yang menyeberang di persimpangan sekolah. Hukum ngebut datang bukan agar kita bisa atau akan mengemudi dengan kecepatan yang tidak aman dan melukai orang. Hukum dimaksudkan untuk melindungi kita, dan bukan untuk merugikan orang. Mengapa kita ingin menghapus hukum, mengapa? Hukum dimaksudkan untuk membantu kita menghindari dosa. Jika kita berbuat dosa, solusinya adalah BERTOBAT.
Jika kita bertobat, para malaikat di surga akan merayakan pertobatan kita bersama kita.
Yesus berkata dalam Matius 5:29, "Jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah itu dan “Jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah [itu] darimu, karena lebih baik bagimu jika satu anggota tubuhmu binasa daripada seluruh tubuhmu dicampakkan ke dalam neraka.
Tuhan benci sekali sama dosa! Ini buktinya.
"Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." Kejadian 6:5-7.
Mana ada rahmat, mana ada? Menurut saya "rahmat" tanpa pertobatan adalah satu penipuan untuk terus menipu Anda.
Yesus berkata, "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku. Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka, dan mereka tidak akan binasa sampai selama-lamanya; tidak seorang pun akan merebut mereka dari tangan-Ku. ” Yohannes 10:27-28.
Pertobatan dan kehidupan kekal adalah janji terbaik yang ditawarkan Yesus kepada kita!
Namun, prasyarat untuk kehidupan kekal adalah pertobatan. Tanpa pertobatan, tidak ada kehidupan kekal, kecuali dalam keadaan yang luar biasa, seperti pencuri yang di kayu salib. Apa yang ditawarkan dunia kepada kita? Berikut adalah contoh dari apa yang dunia tawarkan kepada kita.
Yesus Menghapus Hukum Lama
—Hukum menimbulkan masalah; Yesus memberikan solusinya
Kita melanjutkan pelajaran kita tentang tiga hal yang Yesus ambil...
1 Hukum Menimbulkan Masalah
Hukum Allah selalu sempurna, adil, dan penuh belas kasihan. Ini berlaku untuk hukum yang Dia berikan kepada Adam dan Hawa, dan berlaku untuk setiap hukum dan perintah yang pernah Dia berikan kepada siapa pun—termasuk Hukum Musa. Ingat, Paulus menyatakan bahwa hukum itu "kudus, benar, dan baik" (Roma 7:12).
Namun, ketika Tuhan menyuruh Adam dan Hawa untuk tidak makan dari pohon tertentu, iblis menganggapnya sebagai kesempatan untuk berbuat dosa. Di mana tidak ada hukum, tidak ada pelanggaran (Roma 5:13). Tetapi "hukum itu mendatangkan murka" (Roma 4:15). dan "melalui hukum Taurat timbul pengetahuan akan dosa" (Roma 3:20). Itu masalah hukum.
Tidak ada masalah dengan hukum. Yesus memberi kita solusi untuk dosa dalam Lukas 11:4, “Dan ampunilah dosa kami, karena kami juga mengampuni setiap orang yang berhutang kepada kami. Dan jangan bawa kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskan kami dari si jahat."
Jika kita berdosa, kita meminta Tuhan untuk mengampuni dosa kita, dan kita bertobat. Hukum, sebenarnya, memberi kita solusi untuk dosa. Apakah kita terlalu sombong untuk meminta pengampunan dari Tuhan atas dosa-dosa kita? Solusi untuk hidung yang jelek bukanlah dengan membuang cermin tetapi dengan melakukan operasi plastik. Solusi untuk dosa bukanlah dengan membuang hukum. Solusi untuk dosa adalah bertobat! Pertobatan adalah satu-satunya solusi untuk dosa! Tuhan ingin kita bertobat, dan bukannya membuang hukum-hukum-Nya.
2 Grace atau rahmat Menemukan Solusi
Ketika orang melanggar hukum Tuhan, mereka jatuh ke dalam situasi seperti budak dalam perumpamaan yang kita sebutkan di Bagian 1 (Matius 18:23-27). Di bawah hukum dia dikutuk. Namun rajanya menghapus hutang itu karena kasih sayang, belas kasihan, dan kasih karunia. Ini berarti bahwa raja sendiri yang membayar hutang kepadanya, karena itulah satu-satunya cara yang memuaskan untuk melunasi hutang tersebut. Yesus Kristus telah melakukan itu bagi kita, "telah mengampuni kita semua pelanggaran kita, telah membatalkan sertifikat utang... ia telah menyingkirkannya, telah memakukannya pada kayu salib" (Kolose 2:14).
Tidak seorang pun dihukum atau dikutuk di bawah hukum kecuali jika kita menolak untuk bertobat. Ketika kita menolak untuk bertobat, kita hidup dalam dosa. Jika kita hidup dalam dosa, kita dihukum. Dosa tidak sesuai atau kompatibel dengan Surga.
Untuk baca lebih lanjut jawaban saya, silakan baca GRACE IS A FRAUD.
Di sini kita telah diberi wawasan yang luar biasa tentang pertempuran antara yang baik dan yang jahat. Allah membuat hukum yang baik. Hukum membuat kesempatan untuk berbuat dosa. Dosa membuat kesempatan untuk kasih karunia.
Kasih karunia, kasih karunia apaan?
Kasih karunia untuk tetap berbuat dosa, begitu? Rahmat adalah penipuan! Jika kita berbuat dosa, kita harus bertobat, dan bukannya meniadakan hukum atau mencari rahmat! Jika kita berbuat dosa, kita harus bertobat dan tidak meminta "rahmat" kepada siapa pun juga. Anugerah atau rahmat menganjurkan kita untuk terus hidup dalam dosa sampai mati.
Jika kita tidak bertobat, kita pasti akan dihukum. Ingat, kasih karunia tidak menggantikan pertobatan kecuali kita adalah pencuri di kayu salib. Penjahat di kayu salib tidak memiliki kesempatan apapun untuk bertobat. Tapi kita masih bisa untuk bertobat. Gantinya bertobat kita pura-pura meminta kasih karunia? Apakah itu yang Yesus ajarkan untuk kita lakukan, meminta kasih karunia dan bukannya bertobat? Apakah kita terlalu sombong untuk meminta pengampunan dari Tuhan atas dosa-dosa kita? Itulah solusi yang Yesus berikan kepada kita untuk dosa - mintalah pengampunan dan bertobat. Dan Tuhan akan maafkan kesalahan kita, bagaimanapun besarnya. Hukum tidak membuat kesempatan untuk berbuat dosa.
"Dalam hukum pelanggaran mungkin meningkat, tetapi di mana dosa meningkat, kasih karunia semakin berlimpah, sehingga sebagai dosa memerintah dalam maut, demikian pula kasih karunia memerintah melalui kebenaran untuk hidup yang kekal melalui Yesus Kristus Tuhan kita" (Roma 5:20 -21). Jadi bahkan di mana dosa terjadi, Tuhan masih bisa menang." Hukum membuat kesempatan untuk berbuat dosa, begitu Anda bilang?
Tidak saudara, Anda salah paham! Hukum tidak menambah apapun. Hukum tidak mengurangi apa pun. Hukum tidak memberi kita kesempatan untuk berbuat dosa. Ada atau tidak ada hukum, manusia tetap berbuat dosa.
Hukum menunjukkan kepada kita bagaimana sebenarnya kita kelihatan di depan cermin. Hukum adalah cermin! Saya pikir itu bodoh sekali jika kita membuang cermin. Itukah yang Anda sarankan kepada pembaca di Internet untuk membuang cermin? Begitu?
Hukum kebut-kebutan datang agar kita tidak mengemudi dengan kecepatan berlebihan dan berisiko membunuh anak-anak yang menyeberang di persimpangan sekolah. Hukum ngebut datang bukan agar kita bisa atau akan mengemudi dengan kecepatan yang tidak aman dan melukai orang. Hukum dimaksudkan untuk melindungi kita, dan bukan untuk merugikan orang. Mengapa kita ingin menghapus hukum, mengapa? Hukum dimaksudkan untuk membantu kita menghindari dosa. Jika kita berbuat dosa, solusinya adalah BERTOBAT.
Jika kita bertobat, para malaikat di surga akan merayakan pertobatan kita bersama kita.
Yesus berkata dalam Matius 5:29, "Jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah itu dan “Jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah [itu] darimu, karena lebih baik bagimu jika satu anggota tubuhmu binasa daripada seluruh tubuhmu dicampakkan ke dalam neraka.
Tuhan benci sekali sama dosa! Ini buktinya.
"Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." Kejadian 6:5-7.
Mana ada rahmat, mana ada? Menurut saya "rahmat" tanpa pertobatan adalah satu penipuan untuk terus menipu Anda.
Comments